A
1. Definisi Al-Qur’an
Definisi al-Qur’an secara linguistik adalah[1]
القرآن فى اللغة مصدر بمعنى القراءة
Artinya: “Al-Qur’an secara linguistik adalah suatu mashdar yang
bermakna bacaan”.
Sebagaimana Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya, apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah
bacaannya itu. Kemudian sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.” (QS. al-Qiyamah: 17-19)
Sedangkan al-Qur’an
secara terminologi adalah:[2]
القران كلام الله المعجز المنزل على محمد صلى الله عليه وسلم المكتوب في
المصاحف المنقول بالتواتر المتعبد بتلاوته
Artinya: “Al-Qur’an adalah firman Allah
yang mempunyai mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang tertulis di
dalam lembaran-lembaran yang sampai kepada kita secara mutawatir yang bernilai
ibadah dengan membacanya.”
Adapun al-Qur’an
dalam perspektif ushuliyyûn adalah[3]
كلام الله تعالى المنزل على قلب سيدنا محمد المكتوب في
المصاحف المنقول بالتواتر المتعبد بتلاوته المبدوء بسورة الحمد المختوم بسورة
الناس
Artinya: “Firman Allah ta’ala yang diturunkan dalam hati Nabi Muhammad
yang tertulis di lembaran-lembaran, yang sampai secara mutawatir, yang bernilai
ibadah dengan membacanya, yang diawali dengan surat al-Hamdu dan ditutup dengan
surat an-Nâs.”
2.
Dalil
Keautentikan
Al-Qur’an
Tidak diragukan lagi keautentikan al-Qur’an, hal itu dapat dibuktikan
dengan ayat al- Qur’an, as-Sunnah, dan Ijmak:[4]
a.
Bukti
Keautentikan al-Qur’an dari ayat al-Qur’an
Adapun bukti keautentikan al-Qur’an yang
terdapat di dalam al-Qur’an adalah firman Allah ta’ala:
Artinya: “(Dan ingatlah) akan
hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka
dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas
seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al-kitab (al-Qur’an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri.” (QS. an-Nahl: 89)
Artinya: “Dan Kami telah
turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap
kitab-kitab yang lain itu.” (QS. al-Mâidah: 48)
Pada
ayat-ayat di atas secara eksplisit menjelaskan bukti keautentikan al-Qur’an,
sebagaimana juga al-Qur’an menyatakan bahwa ialah petunjuk bagi orang-orang
muslim dan menjadi rahmat bagi seluruh manusia.
b. Bukti
Keautentikan al-Qur’an dari as-Sunnah
عَنِ ابـْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص خَطَبَ
النَّـاسَ فِى حَجَّةِ اْلوَدَاعِ، فَقَالَ: اِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ يَـئِسَ اَنْ
يُـعْبَدَ بِاَرْضِكُمْ وَ لكِـنْ رَضِيَ اَنْ يُـطَاعَ فِـيْمَا سِوَى ذلِكَ مِمَّا
تَحَاقَـرُوْنَ مِنْ اَعْمَالِكُمْ فَاحْذَرُوْا. اِنـِّى قَدْ تَـرَكْتُ فِـيْكُمْ
مَا اِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَـلَـنْ تَضِلُّـوْا اَبـَدًا. كِـتَابَ اللهِ وَ سُنـَّةَ
نَـبِـيِّهِ. الحاكم
Artinya: “Dari Ibnu Abbas Ra. ia berkata: Bahwasanya Rasulullah Saw.
pernah berkhutbah kepada orang banyak dikala haji wada’, beliau bersabda:
“Sesungguhnya setan telah berputus asa bahwa ia akan disembah di tanahmu ini,
tetapi ia puas dita’ati pada selain hal demikian, yaitu dari apa-apa yang
kalian anggap remeh dari amal perbuatan kalian. Maka hati-hatilah kalian, sesungguhnya
aku telah meninggalkan untuk kamu sekalian apa-apa yang jika kamu sekalian
berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian tidak akan sesat selama-lamanya,
yaitu Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. al-Hakim)
Secara eksplisit
hadits menjelaskan keautentikan al-Qur’an bahwa orang-orang yang berpegang teguh
terhadap al-Qur’an, maka mereka tidak akan tersesat selamanya.
c.
Bukti Keautentikan al-Qur’an dari Ijmak
Sebagaimana Keautentikan al-Qur’an
juga telah dibuktikan dengan Ijma’ diantaranya adalah Umar bin Khattab ketika
menulis surat kepada Syuraihk al-Qadhi, beliau berkata:
إذا أتاك أمر فاقض بما في كتاب الله, فان أتاك ما ليس في
كتاب الله فاقض بما سن فيه رسول الله
artinya: “Apabila datang kepadamu suatu permasalahan, maka selesaikanlah
dengan al-Qur’an dan bila datang kepadamu permasalah yang tidak ada di dalam
al-Qur’an, maka selesaikanlah dengan apa yang disunnahkan oleh Rasulullah .“
(HR. Abu Daud)
Dan masih banyak lagi bukti keautentikan
al-Qur’an dari Ijma’ para sahabat maupun kaum muslimin, diantaranya adalah Abu
Bak, Ibnu Mas’ud, Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan para ulama yang lainnya.