Sanjungan Ulama terhadap Imam Syafi’i

Sanjungan ulama terhadap Imam Syafi’i

Berkata Ibnu Khalikan ketika menyebutkan keutamaan Imam Syafi'I dalam kitabnya Wafayâtu al-'Ayân, "Imam Syafi'I memiliki banyak keutamaan, diantaranya ia menguasai al-Qur'an, Sunnah Nabi Saw., perkataan shahabat, memiliki kemahiran dalam ilmu bahasa Arab, sampai-sampai al-Ashmai' berguru syi'ir kabilah Hudzail kepada Imam Syafi'I.

Imam Ahmad sampai berkata tidaklah aku mengetahui nasikh dan mansukhnya kecuali dengan Imam Syafi' I" .[1]

Imam Ahmad pernah ditanya, "kenapa engkau memperbanyak doa untuk Imam Syafi'i? kemudian ia berkata 'Imam Syafi'I seumpama matahri, dan penjagaan untuk badan.".

Dari Imam Syafi'i ia bercerita tentang dirinya "Suatu hari aku datang kepada Imam Malik kemudian ia memerintahkanku untuk membaca Muwatha' kemudian aku membacanya, maka kemudian Imam Malik merasa terkagum dengan bacaanku.

Diceritakan bahwa Muslim bin Khalid az-Zanji berkata kepada Imam Syafi'I sedangkan usianya saat itu lima belas tahun "Wahai Aba Abdillah berfatwalah".[2]

Abdurrahman al-Mahdiy berkata: "Ketika aku membaca kitab ar-Risalah karya Imam Syafi'i maka aku sangat terkagum dengannya, karena aku melihat ucapannya adalah ucapan orang yang bijak, orang yang fashih bahasanya dan orang yang pemberi nasihat, dan aku memperbanyak doa untuk Imam Syafi'i, dan tidaklah aku menyanggaka bahwaAllah telah menciptakaan makhluk seperti dirinya."

Abu Zur'ah berkata " Pada diri Imam Syafi'I setengah akal penduduk dunia".

Muhammad bin al-Hasan asy-Syaibani "Jika ahli hadits berhujjah maka yang digunakan ialah lisannya Imam Syafi'I".

Berkata Ishaq bin Rahawaih "Ketika aku bertemu dengan Imam Ahmad lalu ia berkata 'kemarilah aku akan menunjukkan kepadamu seseorang yang kamu belum lihat sebelumnya, kemudian aku berdebat dengannya tentang masalah fiqh maka aku tidak seorang yang paling faqih dari dirinya, kemudian aku berdebat dengannya tentang al-Qur'an maka aku tidak mendapatkan orang yang lebih paham dengan al-Qur'an kecuali dirinya, dan tidaklah aku berdebat dengannya tentang masalah bahasa Arab maka tidaklah aku menemukan orang yang paling mahir bahasa Arabnya kecuali dirinya sebagai pakar bahasa"[3]

[1] Wafayatu al-'Ayan, Ibnu Khlalikan, 4/164,

[2] (Siyar al-'Alam an-Nubala, 8/236).

[3] Al-Imam asy-Syafi'I Faqih as-Sunnah, Abdul Ghani ad-Daqir, Dar al-Qalam, Damaskus, hal 5-6.