November 28, 2017

Biografi Syaikh Said Ramadhan Al-Bouthi

author photo 03.00

Syahid Sekaligus Ulama Tersohor

Sheikh Mohammed Saeed Ramadan al-Bouti muncul sebagai seorang sarjana yang mengkhususkan diri pada ilmu-ilmu keislaman,  menjadi rujukan otoriter Islam Sunni yang paling fundamental, buku-bukunya tersebar ke seluruh dunia Islam. Namun, reputasi yang diperoleh pria ini selama beberapa dekade terakhir telah menjadi kontroversial karena sikapnya dalam revolusi Suriah, dan dukungannya terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad.



Kelahirannya:

Al-Bouti lahir pada tahun 1929 di desa Jelika dari pulau Ibn Omar yang dikenal sebagai pulau Bhutan, yang terletak di Turki dekat perbatasan dengan Syria dan Irak  pada usia empat tahun ayahnya membawa Syaikh Said al-Buthi ke Damaskus.


Studi dan Pendidikan:

Sejak masa mudanya, Muhammad Saeed Ramadan al-Bouti telah muncul sebagai mahasiswa yang berprestasi dari rekan-rekannya yang lain. Ia menyelesaikan pendidikan menengahnya di Institut Bimbingan Islam di Damaskus, terinspirasi oleh ayahnya, seorang sarjana agama.
Pada tahun 1953, Syaikh al-Buthi yang mahir berbahasa Arab dan Turki melanjutkan studinya di al-Azhar, berhasil menyelesaikan studi S1 dari Fakultas Syariah wa al-Qanun di Universitas Al-Azhar, kemudian ia melanjutkan studi jenjang S2 dari fakultas sastra Arab Universitas al-Azhar.

Jabatan:
Ia diangkat sebagai guru di Fakultas Syariah di Universitas Damaskus pada tahun 1960 dan dikirim ke Fakultas Syariah di Universitas Al-Azhar dimana ia menyelesaikan gelar doktor tentang syariah pada tahun 1965. Pada tahun yang sama, ia ditunjuk sebagai guru di Fakultas Syariah di Universitas Damaskus.

Al-Bouti memimpin kepemimpinan Masjid Umayyah di Damaskus di samping kepresidenan terhadap Lembaga Persatuan Ulama Suriah. Dia juga pernah menjabat sebagai anggota beberapa lembaga, termasuk Al-Bayt Foundation for Islamic Thought (Ahli Bait, tentang Pemikiran Islam) di Amman, sebagai Dewan Agung Akademi Oxford dan yang lainnya.

Dakwah Syaikh Said al-Buthi berorientasi terhadap empat madzhab Sunni dan menyebarkan doktrin Asy’ariyah serta beliau juga gempur tentang pembelaan terhadap Asy’ariyah dari pendapat kelompok salafiyah.

Revolusi Suriah:
Dengan tibanya angin musim semi Arab ke kota Daraa di Suriah, di mana demonstrasi menuntut kebebasan (fereedom), dan konfrontasi dengan cepat berkembang mencakup sebagian besar wilayah negara tersebut. Setiap hari, orang-orang Syria berjatuhan korban tewas dan kadang mencapai ratusan.
Al-Bouti menepis sejumlah pernyataannya tentang rezim Suriah, mengungkap adanya sebuah "konspirasi eksternal" yang dikadali oleh Israel, dan beliau memuji sikap tentara Siria.
Dan pada suatu ketika dalam salah satu khotbah Jumatnya ia berkata dan mencap orang yang menyerang pasukan Siria sebagai "sampah".
Pernyataan-pernyataan ini, yang diduga sebagai  asal muasal munculnya permusuhan dari orang-orang yang kontra terhadap rezim Asad terhadap syaikh al-Buthi.

Pembunuhan terhadap Syaikh Said Buthi:
Al-Bouti terbunuh pada usia 83 tahun dalam pemboman di masjid Iman di kampung Madzra’ah utara Damaskus, pada hari Kamis malam tanggal 21 Maret 2013, saat beliau menyampaikan pelajaran agama untuk para jamaah, dan terbunuh oleh ledakan berjumlah 42 orang, tdan korban terluka berjumlah 84 orang sebagaimana info yang dilansir dari Kementerian Kesehatan Suriah.

Penulis:
Buku monumental beliau berjumlah sekitar 60an buku dalam bidang hukum Islam, Adab, Filsafat dan problem peradaban, diantara karya yang paling populer adalah “sirah Nabi Saw”, “Islam dan Zaman”, dan “Metode Peradaban Manusia dalam Al Qur'an”. Dan "inilah problem kita".
Al-Bouti, yang memiliki banyak siswa dari seluruh dunia, menerima gelar Person of the Islamic World pada sesi ke 18 dari Dubai International Holy Quran Award.


Translator; Aminullah Furqon, Lc
Source; http://www.ashefaa.com/play-25966.html



Next article Next Post
Previous article Previous Post